Di usia yang masih sangat muda 22 tahun aku sudah takdirkan oleh Allah untuk tidak mepunyai ayah dan ibu. Mereka terlalu cepat meninggalkan aku disaat aku belum siap secara mental dan materi karena statusku sekarang yang masih seorang mahasiswa. Memang mulai kecil aku dibiasakan hidup mandiri karena aku adalah anak tertua dari 4 bersaudara sehingga aku dididik oleh kedua orangtuaku untuk dapat menjadi contoh dari ketiga adikku. Sewaktu aku duduk di kelas 1 SMP, tepatnya 14 April 1999 papa yang sangat aku cintai dan sayangi dipanggil oleh Allah karena sakit jantung dan Diabetes militus yang diderita papa hingga jempol kakinya harus diamputasi sebelum ia meninggal. Di usia yang masih cukup muda 47 tahun papa harus meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Dari keluarga yang utuh dengan papa sebagai tulang punggung keluarga, kini serasa pincang karena papa telah tiada. Mama sebagai single parent terpaksa harus kerja keras membanting tulang untuk tetap dapat menghidupi kami (aku dan adik-adik). Kami masih dapat bernapas lega dan bersyukur kepada Allah karena selepas papa menghadap sang Khalik saudara kami (adik dari papa) membantu untuk mensekolahkan aku dan adik-adik. Continue reading